MAKALAH
PROPOSAL
Usaha Pengolahan Mie Berbahan Baku Daging Ikan
Di susun untuk
memenuhi tugas :
Mata Kuliah
:
KEWIRAUSAHAAN
Dosen
Pengampu : M. MUSLIH HUSEIN, Drs. H.,, M.Ag

Disusun Oleh :
Jihada Natika
Mizan 2021210172
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN
PEKALONGAN
2013
Proposal Usaha Pengolahan Mie Berbahan Baku
Daging Ikan
A. JUDUL KEGIATAN
Pengolahan Mie
Berbahan Baku Daging Ikan
B. LATAR BELAKANG
Mie merupakan produk makanan yang sangat populer dan banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia.Konsumsi mie di Indonesia tercatat sebagai yang terbesar
kedua di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC) (Astawan, 1999).Dunia
perdagangan mengenal mie dalam berbagai macam produk, seperti mie basah, mie
kering, mie soun dan mie bihun. Masing-masing jenis mie ini berbeda dalam bahan
baku dan sistem pengolahannya. Mie basah dan mie kering terbuat dari bahan baku
tepung terigu, yang membedakan antara keduanya adalah di akhir prosesnya, pada
mie kering dilakukan tahap pengeringan produk sebelum dipasarkan, sedangkan mie
basah tidak. Mie soun dan mie bihun berturut-turut menggunakan bahan baku
tepung beras yang kaya akan kandungan amilosa dan tepung sagu yang kaya
amilopektin (keduanya karbohidrat). Dalam skala terbatas dikenal juga adanya
mie tiwul dan mie tapioka yang bahan utamanya terbuat dari singkong atau ketela
pohon. Ada beberapa kelebihan mie dibandingkan dengan bahan pangan utama
lainnya, antara lain adalah kandungan nutrisinya yang cukup lengkap, rasanya
yang khas dan terutama adalah karena produk mie sering dikemas dalam bentuk
yang praktis.
Meskipun kandungan gizi pada mie cukup
lengkap, namun nilai kandungan gizi pada produk mie ini masih sangat rendah,
terutama kandungan proteinnya. Karena bahan baku utamanya adalah tepung terigu,
tepung tapioka atau tepung beras, maka kandungan nutrisi yang terbesar pada mie
dan produk olahannya adalah karbohidrat. Kandungan gizi yang rendah ini telah
membuat produk mie, walaupun cukup banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia,
tetapi bukanlah menjadi makanan yang favorit dan memiliki gengsi tinggi. Justru
sebaliknya, muncul persepsi (image) di masyarakat bahwa mie adalah makanan anak
kos, makanan kelas bawah, yang dimakan oleh orang-orang yang tidak punya uang,
dan hanya membutuhkan karbohidrat sebagai penghasil energi. Sementara itu,
memasuki era globalisasi Indonesia akan mengalami dua masalah gizi ganda, yaitu
masalah kekurangan gizi dan masalah resiko penyakit yang ditimbulkannya (Azwar,
2002). Keadaan ini tentu saja perlu diperbaiki dengan menambahkan bahan makanan
yang memiliki kandungan protein dan nilai gizi lainnya yang tinggi pada mie dan
produk olahannya.
Penambahan ikan sebagai bahan campuran membuat
mie sangat prospektif untuk dikembangkan, mengingat ikan adalah salah satu
bahan makanan yang murah, banyak disukai oleh masyarakat Indonesi, memiliki
citarasa yang khas, tersedia melimpah dan kandungan gizinya relatif lebih
tinggi jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya seperti daging
sapi, ayam, telur, bahkan susu sekalipun. Selain kandungan nutrisinya yang
lengkap, daging ikan juga dilengkapi dengan beberapa vitamin lainnya, seperti
vitamin E, vitamin B, dan vitamin C. Selain itu juga daging ikan memiliki
kandungan asam amino essensial yang cukup lengkap, bahkan beberapa jenis ikan
juga mengandung asam lemak omega-3 yang diketahui mempunyai khasiat menurunkan
kadar kolesterol dalam darah dan membantu mencegah serangan penyakit jantung. Dengan
menambahkan daging ikan sebagai bahan pembuat mie, diharapkan nantinya
selain dapat memberikan tambahan citarasa pada produk mie, juga dapat
memberikan tambahan kandungan nutrisi pada mie dan produk olahannya, sehingga
nantinya mie dapat menjadi salah satu bahan makanan yang memiliki nilai gizi
yang tinggi.
C. RUMUSAN MASALAH
Banyak persepsi yang muncul di masyarakat
bahwa mie adalah makanan anak kos, makanan kelas bawah, yang dimakan oleh
orang-orang yang tidak punya uang, dan hanya membutuhkan karbohidrat sebagai
penghasil energi. Mungkin salah satu faktornya karena dari bahan baku produksi
menggunakan bahan utamanya tepung terigu, tepung tapioka atau tepung beras,
sehingga nilai kandungan gizi pada produk mie ini masih sangat rendah, terutama
kandungan proteinnya. Penambahan ikan sebagai bahan campuran membuat mie sangat
prospektif untuk dikembangkan, Karena selain kandungan nutrisinya yang lengkap,
daging ikan juga dilengkapi dengan beberapa vitamin lainnya, seperti vitamin E,
vitamin B, dan vitamin C.
Dengan menambahkan daging ikan sebagai bahan
pembuat mie, diharapkan nantinya selain dapat memberikan tambahan
citarasa pada produk mie, juga dapat memberikan tambahan kandungan nutrisi pada
mie dan produk olahannya, sehingga nantinya mie dapat menjadi salah satu bahan
makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi.
D. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
untuk membuat produk mie yang memiliki nilai gizi tinggi, memberikan pilihan
yang tepat bagi masyarakat tentang produk makanan yang berkualitas dan sehat
(health food) melalui perbedaan kandungan nutrisi, penampilan, aroma, warna dan
tekstur antara mie yang dibuat dengan menambahkan daging ikan sebagai
salah satu bahan pembuatnya dan mie yang dibuat tanpa tambahan daging ikan serta
mengetahui persepsi masyarakat tentang citarasa, kandungan nutrisi mie dan
peluang pengembangan produk mie yang dibuat dengan tambahan daging ikan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat
menghasilkan mie yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga mie
bukan lagi menjadi bahan makanan yang dianggap kelas rendah, selain itu produk
mie yang dihasilkan juga diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif
pengembangan produk mie yang selain memiliki citarasa tinggi, juga dapat
meningkatkan kandungan nutrisi bagi berbagai jenis mie dan produk olahannya.
F. KEGUNAAN KEGIATAN
Kegiatan pengolahan mie berbahan baku daging ikan ini berguna
untuk :
Ø Memperkenalkan kepada masyarakat suatu inovasi
baru tentang pengolahan mie berbahan baku daging ikan.
Ø Memperkenalkan suatu
produk baru yang menghasilkan produk yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi.
Ø Menciptakan lapangan
pekerjaan baru terutama bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan ini setelah
menyelesaikan studi di Unsyiah dan bagi masyarakat.
Ø Menambah wawasan bagi
mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini.
Ø Memberi keuntungan yang
cukup besar.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
- Produk
Produk yang dihasilkan akan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan
harga yang terjangkau, menghasilkan suatu produk yang mempunyai kandungan
nutrisi yang tinggi dan sehat (Healthy Food). Hasil pengolahannya masih dalam
bentuk mie basah dan cocok juga diolah dengan bahan penganan lainnya.
- Persaingan Pasar
Produk mie berbahan baku daging ini akan meningkatkan persaingan pasar karena
mie berbahan baku daging ikan ini mengandung nutrisi tinggi dan akan menjadi
menu tambahan sebagai pilihan di tempat-tempat sentral penjualan mie.
- Harga
Produk mie berbahan baku daging ikan tidak
jauh berbeda dengan harga mie yang tidak menggunakan daging ikan, hal ini
karena mie berbahan baku daging ikan tergolong makanan yang mempunyai kandungan
nutrisi tinggi. Hal ini dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi
makanan sehat dan bergizi.
- Distribusi
Proses pemasaran mie berbahan baku daging ikan ini menggunakan sistem door to
door serta menerima pesanan dari luar. Selain itu pemasarannya juga
dipromosikan di beberapa tempat penjualan mie, seperti tempat Matahari Bakso
Setui, Isaura Peunayong, Ramayana Bakso Peunayong, Bakso Idola Peuniti, Mas Min
Bakso Neusu, Master Bakso Darussalam, Mie Razali, Mie Simpang 5, Mie Midi dan
Mie Lala.
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
I. Bentuk, Lokasi dan Waktu Kegiatan
1. Bentuk Kegiatan
Program ini bergerak dalam bidang industri kecil (Home Industry)
yang proses pemasarannya dengan sistem door to door dan juga menerima dalam
bentuk pesanan. Untuk memperkenalkan mie berbahan baku daging ikan ini kepada
masyarakat luas akan dipasang suatu iklan (spanduk) disekitar tempat produksi
dan juga dipromosikan di tempat-tempat penjualan mie olahan.
2. Lokasi dan Waktu Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan di Jalan Krueng Kali Aceh no.28 Ruko “Gilingan
Mie NAD” Desa Peunayong B. Aceh dan akan dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus
-31 Agustus 2013.
II. Pelaksana
Pelaksana dalam kegiatan ini adalah dalam
bentuk perorangan yaitu Nama
Jihada Natika Mizan, NIM 2021210172 ,Jurusan
Tarbiyah RE .O
, STAIN PEKALONGAN
III. Keunggulan / Novelty
Keunggulan dari produk ini menunjukkan bahwa penambahan daging
ikan sebagai bahan pembuat mie dapat meningkatkan kandungan protein pada mie
yang dihasilkan, juga terdapat peningkatan kualitas penampilan, aroma, warna,
dan tekstur pada mie ikan yang dihasilkan dengan mie yang dibuat tanpa
penambahan daging ikan.
IV. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang akan digunakan adalah mixer adonan mie, mesin
penipis dan pemotong mie, baskom, kain kasa/kain penutup, kipas angin, ember,
penampan, sendok rebus, kompor, minyak tanah, timbangan.
2. Bahan
Bahan yang akan digunakan adalah ikan tenggiri, tepung terigu
protein tinggi, tepung kanji, air, garam, air ki (air abu), pelembut mie,
mentega, gincu warna kuning, minyak goreng.
* Penggunaan tepung terigu protein tinggi adalah untuk
mendapatkan hasil mie yang baik, kalis dan tidak mudah putus (Kandungan
proteinnya 12-13 % seperti tepung
Bogasari Kereta Kencana atau Cakra Kembar).
* Air abu adalah untuk mengenyalkan mie, bening dan tidak
berbau, biasanya dijual di pasar tradisional
V. Langkah-Langkah Pengolahan
1. Ikan segar dibersihkan, lalu dipotong ambil
bagian dagingnya saja tulang dan kulitnya tidak bisa dijadikan adonan, serta
cuci hingga bersih.
2. Dalam wadah plastik, aduk
tepung, daging ikan, air abu, garam, pelembut mie dan mentega.
3. Tambahkan air yang telah
ditambah pewarna secukupnya, aduk rata lalu gumpalkan.
5. Giling dengan gilingan
mie dari ukuran besar sampai ukuran kecil, tiap ukuran gilingan digiling 2-3
kali sampai licin dan berwarna rata.
6. Setiap lembaran gilingan
yang sudah licin ditaburi tepung kanji supaya tidak lengkat pada saat
pemotongan mie.
7. Cetak mie dengan alat
pemotong mie, taburi kembali dengan tepung kanji supaya tidak lengkat dan mie
siap direbus.
8.
Rebus dalam air
mendidih hingga matang, lalu angkat kemudian lumuri minyak goreng, aduk rata
dan mie siap untuk diolah.
I. BIAYA
Rincian
|
Volume
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
||
Bahan
- Tepung terigu
- Tepung kanji
- Ikan
- Garam
- Air Abu
- Pelembut mie
- Mentega
- Gincu
- Minyak goreng
- Minyak kompor
|
1 sak 25 kg
1 kg
12,5 kg
0.5 kg
1 Botol kecap
2 sdt
1 kg
1 sachet
2 kg
5 Liter
|
170.000
7.000
20.000
6.000
5.000
2.000
14.000
2.000
9.000
3.000
|
170.000
7.000
250.000
3.000
5.000
2.000
14.000
2.000
18.000
15.000
|
||
Total
|
Rp
486.000
|
||||
Biaya yang dibutuhkan untuk sekali produksi (perhari) yaitu Rp
486.000
Jadi Total biaya selama 30 x produksi (30 hari) adalah
=
Rp 486.000 x 30 = Rp 14.580.000 (Empat Belas Juta Lima Ratus Delapan Puluh
Ribu Rupiah).
*Biaya untuk peralatan diabaikan
J. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan ini dilakukan selama 1 bulan mulai dari tanggal 2 Agustus sampai
dengan 31 Agustus 2009 (Terlampir). Rincian kegiatan produksi mie rutin
setiap hari mulai dari jam 08.00-12.00 WIB dan setelah itu langsung di
distribusi ke tempat-tempat penjualan mie olahan. Karena kualitas mie hanya
bertahan untuk 1 hari. Lokasi distribusi berjumlah 10 tempat, target per lokasi
5 kg/hari.
* Penambahan produksi mie (kg) tergantung permintaan.
* Produksi lanjutan akan terus berlangsung
yang dilakukan oleh mitra usaha.
M. ANALISIS USAHA
1. Analisis kelayakan usaha
a. Modal
Modal per
hari untuk bahan habis pakai Rp 486.000
Modal selama
1 bulan / 30 hari = Rp 30 x 486.000
= Rp 14.580.000
b. Hasil
produksi mie per hari 70 kg
Hasil
penjualan selama 30 hari = Jumlah produksi x jumlah
hari x harga jual
= 70 kg x 30 hari x Rp 8.000
= Rp 16.800.000
c.
Keuntungan
kotor
= hasil penjualan - modal
= Rp 16.800.000 – Rp 14.580.000
= Rp 2.220.000
d. Keuntungan
setelah pajak 10 % = Rp 2.220.000 – Rp 222.000
= Rp 1.998.000
Jadi
keuntungan bersih selama kegiatan 30 hari adalah Rp 1.998.000
Keuntungan
bersih per hari tiap kali produksi adalah Rp 1.998.000/30
= Rp 66.600
f. Kelayakan
usaha
= Rp 486.000 + Rp 66.600
= Rp 552.600
= Rp 552.600/Rp 486.000
= Rp 1,14 satuan
Jika diasumsikan pertahun (360 x produksi)
= Rp 14.580.000 + (12 x Rp 1.998.000)
= Rp 14.580.000 + 23.976.000
= Rp 38.556.000
= Rp 38.556.000/Rp 14.580.000
= 2.64 satuan
Artinya selama setahun setiap modal 1
satuan, maka didapat kembalian modal sebesar 2.64 satuan.
II. Rancangan Kelayakan Usaha
No.
|
Parameter
|
Bobot
|
Nilai
|
Point
|
1.
|
Pemasaran
|
3 (sangat mudah)
2 (mudah)
1 (sulit)
|
5
|
10
|
2.
|
Bahan
|
3 (sangat mudah)
2 (mudah)
1 (sulit)
|
3
|
9
|
3.
|
Koki
|
3 (sangat mudah)
2 (mudah)
1 (sulit)
|
5
|
15
|
4.
|
Permintaan
|
3 (sangat mudah)
2 (mudah)
1 (sulit)
|
5
|
15
|
Total
|
49
|
Keterangan Nilai Point
1. Sangat
layak = 54-38
2.
Layak
= 37-28
3. Kurang
layak = 27-18
Total point adalah 49 yang pada keterangan sangat layak,
sehingga usaha ini sangat layak untuk dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Mie
Basah. dalam Buletin Teknologi Pangan dan Agroindustri. Vol. 1 Nomor 4.Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi- IPB. Bogor.
Astawan, M. 1999.
Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Azwar, A. 2002.
Pengantar Pedoman Umum Gizi Seimbang. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Hadiwiyoto, S. 1993.
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Ilyas, S. 1983.
Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan. Jilid I : Teknik Pendinginan Ikan,
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Moeljanto. 1992.
Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soekanto, T.S. 1985.
Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya
Aksara. Jakarta.
Posting: http://jihadamizan.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar